Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan, penelanan dan pencampuran) dengan enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut (oris) sampai anus. (Drs. H. Syaifuddin, AMK, 2006: 167).
Sehingga saluran pencernaan dapat digambarkan sebagai berikut:
Struktur Pencernaan :
a. Mulut / Oris
Mulut atau oris adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas 2 bagian yaitu:
1) Bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir dam pipi.
2) Bagian rongga mulut bagian dalam yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris, palatum dan mandibularis, disebelah belakang bersambung dengan faring.
b. Faring
Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan (esofagus). Di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan kelenjar limpa yang banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi.
c. Esofagus
Esofagus merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung panjangnya kurang lebih 25 cm, mulai dari faring sampai dari pintu masuk kardiak di bawah lambung .
d. Gaster (lambung)
Lambung atau gaster merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak terdapat terutama di daerah efigaster. Lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubungan dengan esofagus melalui orifisium pilorik, terletak dibawah diafragma di depan pankreas dan limpa, menempel di sebelah kiri fundus uteri.
e. Usus halus
Usus halus atau intestinum minor adalah bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal pada pilorus dan yang berakhir pada sekum panjangnya 6 m, merupakan saluran paling panjang tempat proses pencernaan dan absorbsi hasil pencernaan yang terdiri dari lapisan usus halus (lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot melingkar (M. sirkuler), lapisan otot memanjang (M. longitudinal) dan lapisan serosa (sebelah luar) ).
Usus halus di bagi menjadi duodenum, jejenum dan ileum, panjangnya duodenum 25 m, jejunum dan ilenum mempunyai panjang sekitar 6 m, dua perlima bagian atas adalah (jejunum) dengan pajang 23 m, dan ileum dengan panjang 4-5 m.
Mukosa usus halus, permukaan epitel yang sangat luas melalui lipatan mukosa dan mikrovilli mengendalikan pencernaan dan absorpsi. Lipatan ini di bentuk oleh mukosa dan sub mukosa yang dapat memperbesar permukaan usus. Absorpsi makanan yang sudah dicerna seluruhnya berlangsung di dalam usus halus melalui dua saluran yaitu pembuluh kapiler dalam darah dan saluran limpa di sebelah dalam permukaan vili usus.
Fungsi usus halus meliputi :
1) Menerima zat-zat makanan yang sudah di cerna untuk di serap melalui kapiler – kapiler darah dan saluran-saluran limpe.
2) Menyerap protein dalam bentuk asam amino.
3) Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida.
Duodenum
Duodenum disebut juga usus 12 jari panjangnya 25 cm, berbentuk sepatu kuda melengkung ke kiri, pada lengkungan ini terdapat pankreas, pada bagian kanan duodenum ini terdapat selaput lendir, yang membukit disebut papila vateri. Pada papila vateri ini bermuara saluran empedu (duktus koledektus) dan saluran pankreas (duktus wirsungi / duktus pankreatikus). Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung banyak kelenjar, kelenjar ini disebut kelenjar-kelenjar Brunner, berfungsi untuk memproduksi getah intestinum.
Jejenum dan Ileum
Jejenum dan ileum mempunyai panjang sekitar 6 m, dua perlima bagian atas adalah jejenum dengan panjang 23 m dan ileum dengan panjang 4 - 5 m, lekukan jejenum dan ileum melekat pada dinding abdomen posterior dengan perantaraan lipatan peritonium yang berbentuk kipas dikenal sebagai mesentrium.
Akar mesentrium memungkinkan keluar dan masuknnya cabang-cabang ateri dan vena mesentrika superior , pembuluh limpa dan saraf ke ruang antara dua lapisan peritorium yang membentuk mesentrium. Sambungan antara jejenum dan ileum tidak mempunyai batas yang tegas. Ujung bawah ileum berhubungan dengan sekum dengan perantaraan lubang yang bernama orifisium ileosekalis. Orifisium ini diperkuat oleh springter ileosekalis dan pada bagian ini terdapat katup valvula sekalit atau Baukhini yang berfungsi untuk mencegah cairan dalam kolon asendens tidak masuk kembali ke ileum. (Drs. H. Syaifuddin, AMK, 2006: 167–176).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar