Selasa, Juli 06, 2010

Manfaat Obat-obat Antitrombosis dan Trombolisis dalam Menunjang Pengobatan Gangguan Pembuluh Darah

Pendahuluan
Konstribusi pembuluh darah dalam kehidupan jaringan mempunyai peranan maksimal dalam kelangsungan hidup sel. Pembuluh darah terdiri dari pembuluh darah arteri dan pembuluh darah vena.
Pembuluh darah arteri secara anatomi histologi berbeda dengan pembuluh darah vena yaitu dimana pembuluh darah arteri mempunyai otot polos sehingga dapat berkontraksi sedangkan pembuluh darah vena tak memiliki otot polos tetapi memiliki katup.
Disamping itu pembuluh darah arteri membawa darah bersih yang kaya akan O2 ke organ tubuh sedangkan pembuluh darah vena yang dikenal sebagai pembuluh darah balik membawa komponen darah kotor atau kaya akan CO2 untuk kembali kejantung.
Adanya gangguan pembuluh darah tidaklah semata mata disebabkan oleh kelainan pembuluh darah tetapi dapat pula disebabkan karena gangguan aliran yang terjadi didalam pembuluh darah itu sendiri seperti gangguan pada viscositas maupun pada gangguan koagulitas darah.
Manifestasi gangguan pembuluh darah baru terjadi apabila adanya gangguan pada target organ yang mendapat perdarahan tersebut mengalami gangguan fungsi ataupun terjadinya bendungan pada pembuluh darah sehingga target organ mengalami gangguan fungsi.
Gangguan aliran darah arterial akan mengakibatkan terjadinya iskemia sampai infark sedangkan gangguan darah balik atau vena akan mengakibatkan terjadinya bendungan yang pada ahirnya mengganggu aliran darah arterial juga dengan segala manifestasinya.
Berdasarkan gangguan target organ maka gangguan pembuluh darah dapat dikelompokan menjadi
1. Gangguan pembuluh darah koroner.
2. Gangguan pembuluh darah serebral
3. Gangguan pembuluh darah perifer.
Gangguan pembuluh darah koroner maupun serebral sudah jelas target organ nya yaitu jantung dan otak sedangkan gangguan pembuluh darah perifer meliputi gangguan pembuluh darah lainnya yaitu seperti gangguan pembuluh darah extremitas yaitu tungkai dan gangguan pembuluh darah organ dalam seperti mesenterik.
Oleh karena itu pengetahuan yang mendasar terhadap keberadaan gangguan pembuluh darah arteri mapun vena harus diketahui dengan cepat, tepat dan akurat sebelum dilakukan intervensi pengobatan.
Gangguan aliran darah didalam pembuluh darah
Target organ mempunyai kebutuhan yang konstan terhadap suplai akliran darah seperti otak mempunyai kebutuhan aliran darah sebesar 50-60 cc/100 grm otak /menit , apabila keberadaan in dikurangi akan berdampat terjadinya respon kompensasi baik melalui tekanan darah maupun sistim antikoagulasi tubuh agar kebutuhan tersebut menjadi stabil, apabila kompensassi tubuh tak berhasilmenyelamatkan kekurangan aliran maka terjadilah gangguan fungsi organ yang bersangkutan.
Diketahui bahwa didalam aliran darah terdapat komponen pembekuan darah yang dikenal sebagai procoagulant seperti thrombosist, fibrinogen, protrombine , calcium dan lainnya dan juga terdapat komponen antikoagulan yaitu seperti AT III, Protein S, protein C.
Apabila terjadi gangguan keseimbangan pro dan anti koagulan, yang dapat disebabkan ole berkurangannya faktor2 anticoagulant maupun terjadinya peningkatan faktor2 prokoagulan maka keadaan ini dikenal sebagai hypercoagulable state dimana darah cendrung untuk mudah membeku yang pada akhirnya terjadilah bekuan darah yang dapat mengganggua aliran darah yang menuju target organ ( darah arterial ) maupun gangguan aliran darah yang terjadi dari target organ ( darah vena ).
Dilain pihak adanya peningkatan factor pembekuan darah maupun sel darah akan meningkatkan viskositas atau kekentalan darah ( hyperviskositas ) yang akan berakibat terjadinya perlambatan aliran ( velocity ), perlambatan aliran ini akan meninbulkan berkurangnya aliran darah ketarget organ dan memicu terjadinya Koagulasi atau pembekuan darah yang pada ahirnya terjadilah deficit aliran ketarget orgat sehingga sehingga timbul gangguan fungsi organ.
Thombosis
Pembentukan trombus dapat terjadi didalam pembuluh darah arterial, vena maupun jantung.
Trombus adalah bekuan darah yang menepel didinding , hal ini terjadi karena permukaan tempat darah mengalir yairu endothel maupun jantung mengalami kerusakan yang dikenal sebagai disfungsi endothel atau endothel injured .
Adanya difungsi endothel ini akan mengundang thrombosit untuk melakukan adhesi dan selanjutnya dengan bantuan factor factor pembekuan darah akan terjadi aggregasi trombosit dan terbentuklah bekuan darah yang komponen utamanya adalah trombosit sehingga dikenal dengan nama trombus putih (white thrombus).
Trombus putih ini terbentuk pada pembuluh yang mempunyai aliran cepat seperti pembuluh darah arterial.
Trombus yang terbentuk pada aliran darah lambat seperti vena dan kantong-kantong di jantung (yang terbentuk karena bekas infark) akan mempunyai komponen utama yaitu erythrosit dan fibrinogen serta faktor2 pembekuan darah lain sehingga memberikan warna yang merah dan dikenal sebagai trombus merah (red thrombus).
Adanya trombus yang masih melekat pada dinding ini akan mengakibatkan ganggua aliran karena trombus tersebut berpotensi untuk membesar dan dilain pihak adanya trombus tersebut akan berpotensi untuk lepas yang selanjutnya akan berjalan didalam aliran darah yang disebut sebagai embolus.
Adanya embolus ini baru meninbulkan bencana apabila diameter pembuluh darah yang dilalui oleh embolus tersebut berdiameter lebih kecil daripada embolusnya sendiri sehingga terjadilah penutupan pembuluh darah secara mendadak.
Fibrinolysis / Thrombolysis
Adanya mekanisme tubuh untuk menghancurkan fibrin atau thrombus yang ada didalam tubuh dikenal sebagai fibrinolysis atau trombolisis , komponen utama dari trombolisis ini adalah plasminogen yang kemudian diaktifkan dan dikenal sebagai plasmin oleh tissue plasminogen activator (t-PA).
Adanya kerusakan jaringan /endothel disamping akan mengaktifkan proses thrombosis juga terjadi pengeluaran t-PA dari endothel dan jaringan sekitar , t-PA mengaktifkan plasminogen menjadi plasmin dan selanjutnya plasmin akan merusak fibrin yang ada pada bekuan darah sehingga bekuan darah itu menjadi lysis.
Plasmin disamping merusak fibrin juga menurunkan factor pembekuan darah lain seperti fibrinogen, factor V, factor VIII dan menimbulkan gangguan fungsi trombosit ( platelet dysfunction ).
Adanya t-PA dan plasmin dalam sirkulasi akan secepatnya diantisipasi oleh tubuh dengan mengeluarkan plasminogen activator inhibition ( PAI-1) yang akan menghambat tissue plasminogen activator atau t-PA dan ₤2-antiplasmin (₤2-AP) agar aktipitas kedua zat tersebut dapat berhenti karena dapat menimbulkan gangguan pada sistim pembekuan darah apabila terus berada didalam aliran darah.
Aktivitas fibrinolitik atau trombolitik ini dilakukan tubuh hanya bersifat regional atau lokal yaitu didaerah yang terdapat bekuan darah.
Pada keadaan terjadinya banyak bekuan darah didalam aliran darah seperti penyakit DIC ( disseminated intravascular coagulation ) maka aktivitas system ini meningkat secara umum sehingga terlihat terjadi perdarahan diseluruh system organ.
Parameter klinis untuk melihat aktipitas dari fibrinolysis adalah dengan memeriksa D-Dimer yang merupakan hasil produk FDP.
Aktivitas plasmin in dapat pula dilihat dengan pemeriksaan PT, APTT, Fibrinogen, faktor V, dan faktor VIII.
Disfungsi platelet, gangguan aggregasi trombosit terjadi karena pengaruh dari FDP, sedangkan gangguan adhesi trombosit disebabkan karena pengaruh plasmin terhadap abnormality dari von Willenbrand faktor-glycoprotein 1b intraksi.
Kepustakaan.
Scott H.Goodnight, William E.Hathaway : disorder of hemostasis and thrombosis , the McGraw-Hill Companies, second edition, 2001.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar