Sabtu, Juli 03, 2010

Proses Keperawatan Kesehatan Keluarga

Proses keperawatan adalah merupakan metode bagi penyelesaian masalah kesehatan klien secara ilmiah berdasarkan pengetahuan ilmiah menggunakan teknologi kesehatan dan keperawatan meliputi tahapan pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi (Suprajitno, 2004 : 23).
Proses keperawatan merupakan metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan menemukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, merencanakan asuhan keperawatan keluarga dan melaksanakan intervensi keperawatan terhadap keluarga sesuai dengan rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan keperawatan yang dilaksanakan terhadap keluarga.( Effendy. N.asrul, 1998:46).
1. Tahap – tahap dalam Proses Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi seacara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya. Hal itu mencakup pengumpulan data, analisa / interprestasi data tentang kondisi bio, psiko, sosio, kultural dan spiritual klien ( Suprajitno, 2004:23 ).
Tahap yang dilakukan dalam pengkajian ( Suprajitno,2004:29 ), adalah:
1) Membina hubungan yang baik anatara perawat dengan klien ( keluarga ).
2) Pengkajian awal, pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dan unit pelayanan kesehatan.
3) Pengkajian lanjutan yaitu tahap pengkajian untuk data yang lebih lengkap sesuai dengan masalah kesehatan.
Pengumpulan data / informasi keluarga dapat menggunakan metodelogi wawancara, observasi, fasilitas dalam rumah. Pemeriksaan fisik pada setiap anggota keluarga dengan menggunakan data sekunder ( hasil labolatorium, hasil rontgen, rekam medik ). Dalam pengumpulan data yang perlu dikaji adalah :
1) Data Umum
Data ini mencakup kepala keluarga, alamat, pekerjaan, pendidikan, komposisi keluarga, tipe keluarga dan suku bangsa, agama, status sosial ekonomi keluarga, dan aktifitas rekreasi keluarga.
2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Meliputi tahap perkembangan keluarga saat ini, tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, riwayat kehsehatan keluarga inti dan riwayat keluarga sebelumnya.
3) Data lingkungan
Meliputi karakteristik rumah, karakteristik tetangga dan komunikasi, mobilitas geografis keluarga, perkumpulan keluarga dan sistem pendukung keluarga.
4) Sistem struktur keluarga
Meliputi sturktur peran, nilai atau norma keluarga, pola komunikasi keluarga serta struktur kekuatan keluarga.
5) Fungsi keluarga
Meliputi fungsi ekonomi, fungsi mendapatkan status sosial, fungsi pendidikan, fungsi sosialisasi, fungsi pemenuhan ( perawatan/ pemeliharaan) kesehatan, fungsi religius, fungsi rekreasi, fungsi reproduksi, fungsi afeksi.
6) Stress dan koping keluarga ( jangka panjang dan jangka pendek )
Stressor jangka panjang adalah stresor yang dialami keluarga dan memerlukan waktu penyelesaian lebih dari 6 bulan. Stresor jangka pendek adalah stresor yang dialami keluarga dan memerlukan waktu penyelesaian lebih kurang dari 6 bulan.
7) Pemeriksaan kesehatan
Meliputi pngkajian kebutuhan dasar individu, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang perlu.
8) Harapan keluarga
Perlu dikaji bagai mana harapan keluarga terhadap perawat/ petugas kesehatan untuk membantu menyelesaiakan masalah keperawatan.
b. Perumusan diagnostik keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah pertanyaan yang dirumuskan berdasarkan data yang terkumpul dan berupa rumusan tentang respon klien terhadap masalah kesehatan serta faktor penyebab yang berkontruksi terhadap timbulnya masalah yang perlu diatasi dengan tindakan/intervensi keperawatan. Perumusan diagnostik keperawatan dapat diarahkan kepada sasaran individu atau keluarga. Perumusan diagnostik keperawatan keluarga menggunakan aturan yang telah disepakati, yaitu :
1) Masalah ( Problem, P)
Adalah suatu pernyataan tidak terpenuhi kebutuhan dasar menusia yang dialami oleh keluarga/ anggota ( individu ) keluarga.
2) Penyebab (Etiologi, E)
Adalah suatu pertanyaan yang dapat menyebabkan masalah yang mengacu kepada 5 tugas keluarga yaitu : mengenal masalah, mengambil keputusan yang tepat, merawat anggota keluarga, memelihara lingkungan dan mamanfaatkan fasilitas kesehatan.
3) Tanda (Sign, S)
Adalah sekumpulan data subjektif / objektif yang diperoleh perawat dan keluarga secara langsung / tidak yang mendukung masalah dan penyebab.
Tipologi diagnosis keperawatan keluarga dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu :
1) Diagnosis aktual
Adalah masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat.
2) Diagnosis rasiko/ resiko tinggi
Adalah masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi tanda untuk manjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan perawat.
3) Diagnosa potensial
Adalah suatu keadaan sejahtera dan kelurga tetapi keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatan dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan. Penilaian ( skoring ) diagnosis keperawatan dilakukan bila perawat marumuskan diagnosis keperawatn lebih dari satu. Proses skoring menggunakan data yang telah dirumuskan oleh Bilon dan Maglaya ( 1987), berupa :
Tabel 2.1
Skoring Diagnosis keperawatan menurut Bailon dan Maglaya (1987).
No Kriteria Skor Bobot
1 2 3 4
1







2







3







4 Sifat masalah
Skala : Tidak/ kurang sehat
Ancaman kesehatan
Keadaan sejahtera
Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala : Mudah
Sebagian
Tidak dapat
Potensia masalah untuk di cegah
Skala : Tinggi
Cukup
Rendah
Menonjolkan masalah
Skala : Masalah berat, harus segera ditangani
Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani
Masalah tidak dirasakan

3

2

1



2

1

0



3

2

1



2

1

0


1



2



1



1

a) Tentukan skoring sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat.
b) Selanjutnya skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikali dengan bobot.
Skor yang di peroleh x Bobot
Skor tertinggi
Penentuan prioritas sesuai dengan kriteia skala dibagi manjadi 4 yaitu :
a) Untuk kriteria pertama, prioritas utama diberikan pada tidak atau kurang sehat karena perlu tindakan segera dan biasanya disadari oleh keluarga.
b) Untuk kirteria kedua perlu diperhatikan :
(1) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah.
(2) Sumber daya keluarga fisik, keuangan, tenaga.
(3) Sumber daya perawat : pengetahuan, keterampilan, waktu.
(4) Sumber daya lingkungan : fasilitas, organisasi, dan dukungan.
c) Untuk kriteria ketiga perlu diperhatikan :
(1) Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah.
(2) Lamanya masalah yang berhubungan jangka waktu.
(3) Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk memperbaiki masalah.
(4) Adanya kelompokan yang berisiko untuk dicegah agar tidak aktual danmenjadi parah.
d) Untuk kriteia ke empat
Perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga menilai masalah kepearawatan tersebut.
c. Penyusunan prioritas diagnostik keperawatan
Prioritas berdasarkan pada diagnosa keperawatan yang mempunyai skor tertinggi dan disusun berurutan sampai mempunyai skor yang terendah. Namun, perawat perlu menimbangkan juga persepsi keluarga terhadap masalah keperawatan mana yang perlu diatasi segera.
d. Perencanaan keperawatan keluarga
Perencanaan asuhan keperawatan ( Nursing Care Plann ) adalah acuan tertulis yang terdiri dari berbagai intervensi keperawatan yang direncanakan dapat mengatasi diagnosis keperawatan sehingga klien dapat terpenuhi kebutuhan dasarnya.
Perencanaan keperawatan mencakup tujuan umum dan khusus yang didasarkan pada masalah yang dilengakapi dengan kriteria dan standar yang mengacu pada penyebab. Selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi pada kriteria dan standar.
Rencana tindakan keperawatan terhadap keluarga, meliputi kegiatan yang bertujuan :
1) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara :
a) Memberikan informasi yang tepat.
b) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan.
c) Mendorong sikat emosi yang mendukung.
2) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara :
a) Menidentifikasi konsekuensinya bila tidak melakukan tindakan.
b) Mengidentifikai sumber – sumber yang dimiliki dan yang ada disekitar keluarga.
c) Mendiskusikan tentang konsekuensi tipe tindakan.
3) Membina kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang sakit, dengan cara :
a) Mendemonstrasikan cara perawatan.
b) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah.
c) Mengawasi keluarga melakukan perawatan.
4) Mambantu kelurga untuk memelihara (memodifikasi) lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan keluarga, dengan cara :
a) Menemukan sumber – sumber yang dapat digunakan keluarga.
b) Melakukan perubahan lingkungan dengan keluarga.
5) Memotifasi keuarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di sekitarnya, dengan cara :
a) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di sekitar lingkungan keluarga.
b) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
Hal – hal yang penting dalam penyususnan rencana asuhan keperawatan :
1) Tujuan hendaknya logis, sesuai dengan masalah, dan mempunyai jangka waktu sesuai dengan kondisi klien.
2) Kriteria hasil hendaknya dapat diukur alat ukur dan diobservasi dengan panca indra perawat yang objektif.
3) Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki oleh keluarga mangarah ke kemandirian klien sehingga tingkat ketergantungan dapat diminimalisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar