Sabtu, Juli 03, 2010

Elektrofisiologi dan Curah Jantung

Impuls ditransmisikan melalui stimulasi kontraksi otot jantung melalui serangkaian peritiwa elektrokimia. Dasar peristiwa tersebut dimulai dari sel membrane semipermeabel jantung yang memelihara keseimbangan elektrik antara di dalam dan luar sel yang membutuhkan energy. Ada beberapa elektrolit yang terlibat dalam peristiwa elektrokimia di jantung, yaitu kation-kation positif seperti ion natrium (Na+), kalium (K+), dan ion kalsium (Ca 2+) (Arif Mutaqqin, 2009 : 36).
Aktivasi listrik jantung terjadi akibat ion (partikel bermuatan seperti natrium, kalium, dan kalsium) bergerak menembus membrane sel, perbedaan muatan listrik yang tercatat dalam sebuah sel mengakibatkan apa yang dinamakan potensial aksi jantung. Pada keadaan istirahat, otot jantung terdapat dalam keadaan terpolarisasi, artinya terdapat perbedaan muatan listrik antara bagian dalam membrane yang bermuatan negative dan bagian luar yang bermuatan positif. Mulailah fase devolavisasi, permebilitas membrane sel berubah dan ion bergerak melintasinya. Dengan bergeraknya ion kedalam sel maka bagian dalam sel akan menjadi positif. Kontraksi otot terjadi setelah depolarisasi. Depolarisasi sebuah sel system hantaran khusunya yang memadai akan mengakibatkan depolarisasi dan kontraksi seluruh miokardium. Repolarisasi saat sel kembali ke dalam dasar (menjadi lebih negative) dan relaksasi otot miokardium (Brunner dan Suddarth, 2002 : 723).

Curah Jantung
Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompa oleh ventrikel selama satu satuan waktu. Curah jantung pada orang dewasa normal 51 / menit, namun sangat bervariasi, tergantung kesehatan metabolism tubuh.
Volume sekuncup adalah sejumlah darah yang disemburkan setiap denyut. Maka curah jantung dapat dipengaruhi oleh perubahan volume sekuncup namun frekuensi jantung istirahat pada orang dewasa rata-rata 60 sampai dengan 80 denyut / menit dan rata-rata volume sekuncup sekitar 70 ml / denyut ( Brunner dan Suddarth, 2002 : 752).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar