Sabtu, Juli 03, 2010

Konsep Keluarga

a. Pengertian Keluarga
1) Friedman ( 1998 ) yang di adopsi oleh Suprajitno ( 2004 : 1 )
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing – masing yang merupakan bagian dari keluarga
2) Seyekti ( 1994 ) yang di adopsi oleh Suprajitno ( 2004 : 1 )
Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki – laki dan perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anak sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.
3) DepKes RI ( 1988 ), yang di adopsi oleh buku Nasrul Effendi ( 1998:32 )
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan
b. Struktur Keluarga
Struktur keluarga dapat menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat sekitarnya. Ada empat elemen struktur keluarga menurut Parad dan Caplan ( 1965 ), yang diadopsi oleh, (Suprajitno, 2004 : 6), yaitu :
1) Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing – masing anggota keluarga dalam keluarga sendiri dan peranannya dilingkungan masyarakat atau peran formal dan informal.
2) Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan.
3) Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi ayah – ibu ( orang tua ), orang tua dengan anak – anak, dan anggota lain ( pada keluarga besar ) dengan keluarga inti.
4) Struktur kekuatan keluarga, menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah prilaku keluarga yang mendukung kesehatan.
c. Tipe Keluarga
Suprajitno (2002 : 2) dan Effendi Nasrul (1998:33)
1) Keluarga inti ( nuclear family ) adalah kelurga yang hanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
2) Keluarga besar ( extended family ) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah ( kakek, nenek, paman – bibi ).
3) Keluarga bentukan kembali ( dyadic family ) adalah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan pasangannya.
4) Orang tua tunggal ( single parent famiy ) adalah keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak – anak akibat perceraian atau ditinggal pasangannya.
5) Keluarga Berkomposisi ( Composite ), adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
6) Keluarga Kabitas ( Cohabitation ), adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.
d. Peranan Keluarga
Peranan setiap anggota keluarga menurut Nasrul Effendi (1998:34) adalah sebagai berikut :
1) Peran ayah sebagai suami dari istri dan anak –anak, berperan sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2) Peran ibu sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya, ibu mempunyai peran untuk mengurus rumah tangga, sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3) Peran anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
e. Fungsi Keluarga
Secara umum fungsi keluarga menurut Friedman, 1998 ( dalam buku Suprajitno, 2004 : 13 ), yaitu :
1) Fungsi afektif ( The Affective Function ), adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.
2) Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi ( Socialization and Social Placement Function ), adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
3) Fungsi reproduksi ( The Reproductive Function ), adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4) Fungsi ekonomi ( The Economic Function ), yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu, meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5) Fungsi perawatan / pemeliharaan kesehatan ( The Health Care Function ), yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktifitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.
f. Tahap – tahap Perkembangan Keluarga
Bukan hanya individu saja yang memiliki tahap perkembangan, keluarga pun memiliki tahap perkembangan yang harus diselesaikan. Tahap dan tugas perkembangan keluarga tersebut antara lain :
1) Keluarga baru menikah.
a) Membina hubungan intim yang memuaskan.
b) Membina hubungan dengan keluarga lain / teman dan kelompok sosial.
c) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
2) Keluarga dengan anak baru lahir.
a) Mempersiapkan menjadi orang tua.
b) Adaptasi dengan adanya perubahan anggota keluarga, interaksi keluarga, hubungan seksual, dan kegiatan.
c) Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangannya.
3) Keluarga dengan anak usia pra sekolah.
a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, misalnya kebutuhan tempat tinggal, privasi, dan rasa aman.
b) Membantu anak untuk bersosialisasi.
c) Mempertahankantanggung jawab anggota keluarga.
d) Pembagian hubungan yang sehat, baik didalam maupun lingkungan ( keluarga lain dan lingkungan sekitar ).
e) Pembagian waktu untuk individu, pasangan, dan anak.
f) Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
4) Keluarga dengan anak usia sekolah.
a) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah.
b) Mempertahankan keintiman pasangan.
c) Memenuhi kebutuhan yang meningkat, termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.
5) Keluarga dengan anak remaja.
a) Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab.
b) Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga.
c) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.
d) Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan (anggota) keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
6) Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa.
a) Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi keluarga besar.
b) Mempertahankan keintiman pasangan.
c) Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.
d) Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan dirumah.
7) Keluarga usia pertengahan.
a) Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan.
b) Mempertahankan hubungan yang serasi dan memuaskan dengan anak – anaknya dan sebaya.
c) Meningkatkan keakraban pasangan.
8) Keluarga usia tua.
a) Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling menyenangkan pasanganya.
b) Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi, kehilangan pasangan, kekuatan fisik dan penghasilan keluarga.
c) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
d) Melakukan life review masa lalu
g. Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan
Tugas – tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Freman (1981), dalam buku Nasrul Effendi ( 1998 : 42 ), dibagi menjadi 5 bagian, yaitu :
1) Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga.
2) Mengambil keputusan untuk mengambil tindakan yang tepat.
3) Memberikan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
4) Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara anggota keluarga dan lembaga kesehatan yang ada.
2. Konsep Keluarga Resiko Tinggi
a. Pengertian
Keluarga resiko tinggi adalah keluarga dimana terdapat faktor resiko yang dapat mengancam kesehatan keluarga karena keadaan fisik, mental, maupun sosial ekonominya perlu mendapatkan bimbingan dan asuhan keperawatan serta pelayanan kesehatan karena tidak tahu, tidak mampu dan tidak memelihara kesehatan dan perawatan ( Effendi. N, 1998 : 24 ).
b. Keluarga yang Tergolong Beresiko Tinggi
1) Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah sebagai berikut :
a) Tingkat sosial ekonomi keluarga rendah.
b) Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri.
c) Keluarga dengan keturunan yang kurang baik atau keluarga dengan penyakit keturunan.
2) Keluarga dengan ibu risiko tinggi kehamilan waktu hamil
a) Umur ibu ( kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun).
b) Menderita kekurangan gizi atau anemia.
c) Menderita hipertensi.
d) Primipara atau multipara.
e) Riwayat persalinan dengan komplikasi.
3) Keluarga dimana anak menjadi risiko tinggi, karena :
a) Lahir prematur atau Berat badan lahir rendah.
b) Berat badan sukar naik.
c) Lahir dengan cacat bawaan.
d) ASI kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi.
e) Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi atau anaknya.
4) Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antara anggota keluarga :
a) Anak yang tidak di kehendaki dan pernah mencoba untuk di gugurkan.
b) Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering timbul cekcok dan ketegangan.
c) Ada anggota keluarga yang sering sakit.
d) Sakah satu orang tua ( suami atau istri ) meninggal, cerai, atau lari meninggalkan keluarga.
c. Faktor Penyebab Resiko Tinggi
Faktor penyebab risiko tinggi menurut Nazziruddin (1998 : 78) antara lain :
1) Kemiskinan
2) Lingkungan kurang sehat
Keadaan lingkungan yang merugikan adalah :
a) Udara yang berdebu, mengandung gas-gas yang merugikan yang berasal dari kendaraan bermotor maupun pabrik-pabrik.
b) Iklim yang buruk
c) Tanah yang tandus
d) Air rumah tangga yang buruk
e) Perumahan yang memiliki syarat kesehatan, dengan memiliki ventilasi yang cukup, memiliki jamban keluarga, ubin kedap air, jumlah anggota keluarga tidak terlalu banyak.
f) Pembuangan sampah dan kotoran yang tidak teratur.

1 komentar: